Sabtu, 01 Juli 2017

Hukum Kawin Lari

KAWIN LARI
Deskripsi Masalah
Kang Arwani dan Neng Hayya telah menjalin ikatan cinta yang cukup lama, hingga mereka berjanji akan selalu sehidup semati. Karena keduanya tidak mau berpisah dan ingin memiliki ikatan yang sah serta merasakan manisnya buah cinta, Kang Arwani memberanikan diri tuk melamar sang kekasih. Namun entah karena apa, cinta mereka tidak direstui oleh keluarga Neng Hayya. Padahal Kang Arwani dan Neng Hayya merupakan pasangan yang sekufu.  Akhirnya keduanya sepakat untuk kawin lari. Dan Kang Arwani membawa Neng Hayya ke Kalimantan, tempat ia berasal. Sedangkan Neng Hayya sendiri itu berasal dari Jawa. Mereka pun menikah dengan wali hakim.
Sah kah pernikahan tersebut?
Jawaban
SAH
Ø HADITS:
لِقَوْلِهِ صلي الله عليه وسلم: السُّلْطَانُ وَلِيُّ مَنْ لاَوَلِيَّ لَهَا
Berdasarkan sabda Nabi SAW: Sultan adalah walinya orang wanita yang tidak mempunyai wali. Maksudnya sultan adalah mereka yang memegang kekuasaan kewalian, baik Imam, para Qadli maupun para wakil mereka.
Penerapan Qaidah Ushuliyyah
1.             Qaidah Ushuliyyah Lughowiyah
Hadits tersebut merupakan lafadz ‘am, yaitu lafadz yang maknanya meliputi satuan-satuan yang berhubungan dengan makna itu tanpa batas. Atau dapat diartikan menunjukkan atas mencakup dan menghabiskan semua satuan-satuan yang ada di dalam lafadz itu dengan tanpa menghitung ukuran tertentu dari satuan-satuan itu.
Lafadz السُّلْطَانُ  itu isim mufrad yang dita’rifkan dengan alif lam jinsiyah. Sehingga lafadz ‘am yang menunjukkan atas tercakupnya segala sesuatu yang bisa dikatakan bahwa Sultan atau wali hakim menjadi wali bagi wanita yang tidak punya wali dengan tanpa membatasi pada wanita tertentu. Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa keumuman itu adalah termasuk sifat lafadz, karena keumuman itu merupakan dalalah lafadz yang bisa dijadikan dasar bagi persoalan-persoalan lainnya.
2.             Qaidah Ushuliyyah Tasyri’iyyah
Menciptakan syari’at bukanlah serampangan, tanpa arah, melainkan bertujuan untuk merealisir kemaslahatan umum, memberikan kemanfaatan dan menghindarkan kemafsadatan bagi ummat manusia. Mereka berdua menjelaskan bahwa ada tiga macam tujuan umum syari’at yang dikemukakan oleh para ulama ahli ushul, antara lain :
a.              Untuk memelihara Al-Umurudh-dharuriyah dalam kehidupan manusia. Yakni hal-hal yang menjadi sendi eksistensi kehidupan manusia yang harus ada demi kemaslahatan mereka. Artinya bila sendi-sendi itu tidak ada, kehidupan mereka menjadi kacau-balau, kemaslahatan tidak tercapai dan kebahagiaan ukhrawi tidak bakal dapat dinikmati.
Kemaslahatan seperti ini ada lima, yaitu
1)             memelihara agama
2)             memelihara jiwa
3)             memelihara akal
4)             memelihara keturunan
5)             memelihara harta
Kelima kemaslahatan ini, disebut dengan al-mashalih al-khamsah. Jika melihat masalah di atas, itu menyangkut memelihara keturunan.
b.              Untuk memenuhi Al-Umurul-hajiyah.
c.               Untuk merealisir Al-Umurut-tahsiniyah.
Ø I’ANATUT THALIBIN JUZ 3 Hal 314-317
فَيُزَوِّجُ اَيِ القَاضِي بِكُفْءٍ لاَبِغَيْرِهِ، بَالِغَةً كَائِنَةً فِي مَحَلِّ وِلاَيَتِهِ حَالَةَ العَقْدِ، وَلَو مُجتَازَةً بِهِ، وَاِن كَانَ اِذنُهَا لَهُ وَهِيَ خَارِجَةٌ. اَمَّا اِذَا كَانَتْ خَارِجَةً عَن مَحَلِّ وِلاَيَتِهِ حاَلَتَهُ، فَلاَ يُزَوِّجُهَا وَاِن اَذِنَتْ لَهُ قَبلَ خُرُوجِهَا مِنْهُ. اَو كَانَ هُوَ فِيهِ، لِاَنَّ الوِلاَيَةَ عَلَيهَا لاَتَتَعَلَّقُ بِالخَاطِبِ.
وخرج بالبالغة اليتيمة فلا يزوجها القاضي ولو حنفيا لم يأذن له سلطان حنفي فيه وتصدق المرأة في دعوى البلوغ بحيض أو إمناء بلا يمين إذ لا يعرف إلا منها في دعوى البلوغ بالسن إلا ببينة خبيرة تذكر عدد السنين.
( وعدم وليها ) الخاص بنسب أو ولاء ( أو غاب ) أي أقرب أوليائها ( مرحلتي وليس له وكيل حاضر في التزويج وتصدق المرأة في دعوى غيبة الولي وخلوها من النكاح والعدة وإن لم تقم بينة بذلك ويسن طلب بينة بذلك منها وإلا فتحليفها ولو زوجها لغيبة الولي فبان أنه قريب من بلد العقد وقت النكاح لم ينعقد إن ثبت قربه فلا يقدح في صحة النكاح مجر قوله كنت قريبا من البلد بل لا بد من بينة على الأوجه خلافا لما نقله الزركشي والشيخ زكريا عن فتاوي البغوي ( أو ) غاب إلى دونهما لكن ( تعذر وصول إليه ) أي إلى الولي ( لخوف ) في الطريق من القتل أو الضرب أو أخذ المال ( أو فقد ) أي الولي بأن لم يعرف مكانه ولا موته ولا حياته بعد غيبة أو حضور قتال أو انكسار سفينة أو أسر عدو هذا إن لم يحكم بموته وإلا زوجها الأبعد ( أو عضل ) الولي ولو مجبر أي منع ( مكلفة ) أي بالغة عاقلة ( دعت إلى ) تزويجها من ( كفء ) ولو بدون مهر المثل من تزويجها به
Hukum pernikahan di atas SAH, dan nikah dengan wali hakim diperbolehkan dengan beberapa syarat:
1.      Jarak antara wali dan sang perempuan mencapai dua marhalah

2.      Dinikahkan dengan orang yang sekufu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar